Belum cukupkah bukti yang menyatakan bahwa sejak awal mula merupakan ketetapan kaidah keruhanian Ilahi bahwa perhatian Tuhan bisa ditarik melalui doa sehingga diperoleh kepuasan dan kemakmuran hakiki? Bilamana dalam usaha mencapai suatu tujuan di dalamnya tidak mengandung suatu kesalahan maka kita akan memperoleh tujuan tersebut. Hanya saja jika kita salah dalam mengajukan permohonan dalam doa seperti misalnya anak kecil yang meminta ular berbisa atau api menyala kepada ibunya, Allah s.w.t. akan memberikan gantinya yang lebih baik. Dalam kedua keadaan tersebut Dia meneguhkan keimanan kita dan memberikan kesempatan untuk lebih mengetahui sesuatu sebelum terjadi ditambah meningkatnya kepastian seolah-olah telah menyaksikan wujud Tuhan sendiri.
Sesungguhnya terdapat keterkaitan di antara doa dan pengabulan sejak awal manusia diciptakan. Ketika Allah s.w.t. bermaksud melakukan suatu hal tertentu maka sudah menjadi cara-Nya bahwa terdapat adanya hamba Allah yang saleh yang menyibukkan dirinya dengan berdoa dalam keresahan dan kegalauan serta membaktikan seluruh perhatian dan niatnya bagi pencapaian tujuan tersebut. Berdasar doanya itu manusia menarik karunia rahmat Ilahi dari surga dan Tuhan akan menciptakan sarana-sarana baru guna pencapaian tujuan dimaksud.
Meskipun doa bersangkutan diajukan oleh manusia, sebenarnya ia telah larut dalam Tuhan-nya dan pada saat mengajukan permohonannya, ia itu telah tiba di hadirat yang Maha Esa dalam keadaan fana dalam Tuhan dimana saat itu tangannya lalu menjadi tangan Tuhan. Demikian itulah bentuk doa melalui mana manusia bisa mengakui Tuhan-nya dimana eksistensi-Nya yang terselubung seribu tirai sekarang menjadi bisa dikenali. (Ayyamus Sulh, Qadian, Ziaul Islam Press, 1899; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 14, hal. 238-239, London, 1984).
* * *
Orang jahil akan beranggapan bahwa doa itu sia-sia dan tak ada gunanya. Ia tidak mengetahui bahwa justru melalui doa Allah yang Maha Agung memanifestasikan Wujud-Nya kepada para pencari-Nya dan menyampaikan ke dalam kalbu mereka ilham bahwa ‘Aku inilah yang Maha Kuasa.’
Barangsiapa yang lapar dan haus akan kepastian perlu selalu mengingat bahwa doa adalah satu-satunya sarana yang bisa memberikan keyakinan akan kepastian eksistensi Tuhan yang akan memupus semua keraguan dan kecurigaan dari para pencari nur ruhani di dunia ini. (Ayyamus Sulh, Qadian, Ziaul Islam Press, 1899; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 14, hal. 239-240, London, 1984).
0 komentar:
Posting Komentar